Magelang- Tim SAR Kabupaten Magelang berhasil mengevakuasi Dua
Belas warga penghuni Rumah hunian sementara (Huntara) Lapangan jumoyo, yang
terjebak banjir lahar dingin gunung merapi yang terjadi pada Minggu (29/01)
pagi.
Ke Dua belas penghuni Huntara lapangan jumoyo berhasil di eavakuasi dalam keadaan selamat adalah Dika (12 thn), Sungkono (57
thn), Irfan (35 thn), Parjino (41 thn), Taslimah (52 thn), Suminem(31 thn),
Mbah joyo (61 thn), Ngarso (45 thn), Puji (27 thn), Agus (32 thn), Gampang(35
thn), Iyan (17 thn).
Dua belas warga yang sempat terjebak banjir lahar dingin tersebut, oleh tim
SAR Kabupaten Magelang kemudian dievakuasi menuju Huntara di Lapangan Mancasan,
Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, dijadikan satu dengan 358 warga penghuni Huntara
lapangan jumoyo, yang sebelumnya telah berhasil dievakuasi terlebih dahulu.
Sebelumnya banjir lahar dingin yang mengalir melalui sungai putih dan
terjadi dalam kapasitas besar itu, sempat terpantau di Jembatan Ngepos,
Kecamatan Srumbung dengan ketinggian 4 meter dan lebar 20 meter.
Kemudian banjir itu meluap melalui tebing sungai di utara dusun Seloiring,
desa Jumoyo, dan menenggelamkan dusun Seloiring, serta Jumoyo lor. Akibat banjir
Minggu pagi itu,juga telah menutup jalur utama magelang
– jogjakarta, dengan material yang diatas jalan utama itu setinggi 1 meter.
Itulah sepenggal alur cerita dalam acara Simulasi evakuasi warga desa
Jumoyo dalam bencana banjir lahar dingin, yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa Jumoyo, bekerja sama dengan, BPBD Kabupaten Magelang, Yakum Emergency Unit
(YEU), GP Anshor, Tagana, Banser, serta Tim SAR Kabupaten Magelang.
Kepala Desa Jumoyo Sungkono mengatakan, Simulasi evakuasi kali ini
bertujuan guna meningkatkan kesiap – siagaan masyarakatnya dalam menghadapi
bencana banjir lahar dingin, yang sewaktu – waktu dapat mengancam wilayahnya.
Komandan SAR Kabupaten Magelang, Heri Prawoto berharap, dengan digelarnya
Simulasi Evakuasi ini, masyarakat lebih paham dalam mensikapi bencana banjir
lahar dingin.
“Wilayah desa jumoyo ini sangat rawan dengan luapan banjir lahar hujan,
sehingga usai simulai ini kedepan masyarakat lebih paham kemana dan bagaimana
menyelamatkan diri apabila sewaktu – waktu terjadi bencana,” pungkas Heri
Prawoto.